SHARE

Ilustrasi | Istimewa

CARAPANDANG - Survei terbaru dari Meta bekerja sama dengan YouGov menyebutkan bahwa 55 persen orang di Indonesia melakukan perencanaan (planning) belanja setidaknya 10 hari sebelum Ramadan tiba.

Country Director Facebook Indonesia Pieter Lydian mengatakan bahwa hal itu merupakan momentum yang tepat untuk dapat dimanfaatkan bagi para pemilik bisnis dalam melakukan kampanye mengenai jenama ataupun produk mereka kepada konsumen.

"Survei itu mengatakan bahwa 10 hari sebelum Ramadan dimulai, planning-nya itu dimulai. Pembeliannya mungkin nanti, tapi perencanaan 10 hari sebelumnya," kata Pieter saat dijumpai awak media di Jakarta, Kamis.

"Kenapa hal ini penting untuk kami sampaikan kepada business? Supaya bisnis itu bisa membuat campaign-nya jauh-jauh hari, 10 hari tersebut. Jadi ketika dalam proses planning itu, orang sudah mulai melihat brand itu muncul di discovery," imbuh dia.

Dari 55 persen itu yang merencanakan belanja sebelum Ramadan, konsumen Indonesia umumnya membeli produk-produk yang menawarkan pengalaman, barang-barang bermerek, barang-barang religius, peralatan rumah, film atau musik, hingga barang-barang untuk berolahraga.

Sementara selama Ramadan berlangsung, orang Indonesia cenderung menghabiskan uang untuk membeli pakaian, menyumbangkan donasi amal, hingga membeli makanan dan minuman.

Pieter juga menjelaskan bahwa 71 persen responden memiliki preferensi untuk mencoba brand atau produk yang baru pada saat Ramadan. Oleh sebab itu, menurut dia, bulan Ramadan menjadi waktu yang tepat bagi pemilik bisnis untuk memperkenalkan brand atau produk barunya.

Masih menurut survei yang sama, Head of Client Solutions Meta Indonesia Mifza Muzayan menjelaskan bahwa konsumen Indonesia memiliki kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun dalam menghabiskan uang untuk berbelanja di bulan Ramadan.

Pada 2020, responden yang memilih lebih banyak menghabiskan uang untuk berbelanja ada sekitar 22 persen. Angka itu meningkat pada 2021 menjadi 43 persen dan naik lagi pada 2022 menjadi 65 persen.

"Empat dari lima orang yang kami tanya [survei], mereka percaya bahwa mereka akan planning selama bulan Ramadan, planning untuk shopping itu akan menjadi bagian yang lebih penting di tahun ini dibanding tahun sebelumnya," kata Mifza.

Produk makanan dan minuman tetap menjadi kategori belanja paling populer. Namun demikian, survei Meta juga menunjukkan adanya kenaikan signifikan pada produk travel atau paket berlibur dari 12 persen pada 2021 menjadi 25 persen pada 2022.

Menurut Pieter, kenaikan signifikan itu terjadi mengingat situasi mulai pulih dari pandemi COVID-19 pada tahun lalu. Di samping itu, kategori pakaian atau fesyen juga meningkat dari 61 persen pada 2021 menjadi 67 persen pada 2022.

"Tahun ini kita kan sudah boleh ke mana-mana, jadi travel itu naiknya tinggi sekali kategorinya. Kita juga bisa melihat bahwa F&B makanan itu selalu senantiasa di atas," kata dia.

Merujuk pada hasil survei, Pieter mendorong agar pemilik bisnis melakukan kampanye brand atau produknya setidaknya jauh sebelum 10 hari Ramadan tiba. Kampanye tersebut, menurut Pieter, harus dilakukan secara berkelanjutan dan disarankan untuk menggunakan format video dengan memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia oleh aplikasi milik Meta, baik video berdurasi panjang maupun pendek.

Selain itu, kehadiran kreator atau pemengaruh (influencer) juga dapat membantu bisnis dalam memperkuat kampanyenya.

"Namun kembali lagi bahwa kembali pada konteks marketing dasar, ujung-ujungnya adalah seberapa sering iklannya itu dilihat oleh audiens, jadi reach kali frekuensinya menjadi penting. Kalau orang melihat ini [iklan atau kampanye] cuma sekali, mungkin nggak tergerak, jadi memang mesti dilihat berkali-kali," kata Pieter.


Tags
SHARE