SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Saham-saham di Wall Street turun tajam pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor khawatir tentang prospek pengetatan kebijakan moneter agresif bank sentral lebih lanjut menyusul laporan inflasi yang panas lainnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 500,10 poin atau 1,71 persen, menjadi menetap di 28.725,51 poin. Indeks S&P 500 tergerus 54,85 ??poin atau 1,51 persen, menjadi berakhir di 3.585,62 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 161,89 poin atau 1,51 persen, menjadi ditutup di 10.575,62 poin.

Ketiga indeks utama membukukan penutupan terendah sejak 2020. Indeks S&P dan Dow mencatat penurunan mingguan ketiga berturut-turut, dan ketiga indeks membukukan kerugian bulanan kedua berturut-turut. Untuk September, Dow turun 8,8 persen, S&P 500 jatuh 9,3 persen dan Nasdaq kehilangan 10,5 persen.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor utilitas dan teknologi masing-masing tergelincir 1,97 persen dan 1,94 persen, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor real estat menguat 0,99 persen, satu-satunya kelompok yang memperoleh keuntungan.

"Ini adalah hari buruk lainnya untuk mengakhiri kuartal yang buruk di tahun yang tampak sangat buruk," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group di Omaha, Nebraska.

"Kesadaran bahwa The Fed melakukan apa pun yang mereka bisa untuk memerangi inflasi tertinggi 40 tahun membuat investor khawatir mereka akan mendorong ekonomi ke tepi dan ke dalam resesi," tambah Detrick.

Data yang dirilis Jumat (30/9/2022) menunjukkan ukuran utama inflasi AS datang lebih tinggi dari yang diperkirakan pada Agustus meskipun Federal Reserve berupaya untuk menurunkan harga-harga.

Departemen Perdagangan AS mengatakan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 0,6 persen pada Agustus, di atas konsensus 0,5 persen, dan mencatat kenaikan 4,9 persen tahun-ke-tahun.
 

Halaman :