SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Kementerian Investasi/BKPM Republik Indonesia (RI) menyampaikan bahwa China merupakan negara asal investasi luar negeri yang difavoritkan, dengan alasan mendukung pemerataan investasi ke wilayah Indonesia Timur dan memiliki perencanaan investasi yang matang.

Nilai investasi China pada 2023 tercatat 7,4 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.627), turun 10 persen dari setahun sebelumnya. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah tindakan wait and see para investor, namun jumlah tersebut diperkirakan akan kembali meningkat pada 2024.

"Saya perkirakan tahun ini, China masih menjadi negara yang memiliki keinginan paling tinggi untuk masuk ke Indonesia," ujar Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan di Jakarta pada Rabu (24/1).

Kementerian Investasi/BKPM memuji investasi asal China karena membantu pemerataan investasi, yang tidak hanya terpusat di Pulau Jawa saja tetapi juga di wilayah Indonesia Timur, yang selama ini pembangunannya dirasa lebih lambat. Sebagian besar investasi China pada 2023 dikucurkan di wilayah Indonesia Timur, khususnya di provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara yang kaya sumber daya alam seperti nikel.

Selain mendukung pemerataan, Nurul memuji investor China karena memiliki perencanaan yang matang dan tidak perlu waktu lama untuk memutuskan berinvestasi.

"Ketika investor China datang untuk melakukan survei lokasi dan kemudian merasa cocok, mereka segera ingin melakukan transaksi tanpa perlu menunggu waktu lebih lama," urai Nurul.

Realisasi investasi China pada 2023 menyumbang sekitar 15 persen dari total modal asing yang masuk ke Indonesia, menjadikannya negara terbesar kedua setelah Singapura. Realisasi tahun ini diperkirakan meningkat seiring dengan para investor China yang dianggap masih mengincar peluang bisnis di Indonesia.

Tags
SHARE