SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell, pemimpin terlama dalam sejarah Senat Amerika Serikat (AS), pada Rabu (28/2) mengumumkan akan mengundurkan diri dari jabatan tersebut pada akhir tahun ini.

"Salah satu keterampilan hidup yang paling kurang diapresiasi adalah mengetahui kapan waktunya untuk beralih ke tahap selanjutnya dalam hidup. Jadi saya berdiri di hadapan Anda hari ini, Bapak Presiden dan rekan-rekan saya, untuk mengatakan bahwa ini akan menjadi masa jabatan terakhir saya sebagai pemimpin Partai Republik di Senat," ujar McConnell dalam sebuah pidato di hadapan Senat AS pada Rabu.

McConnell (82) telah menjabat sebagai pemimpin Partai Republik sejak 2007. Transisi kepemimpinan akan berlangsung pada November ketika pemungutan suara digelar untuk memilih penggantinya. Pemimpin terpilih yang baru nantinya akan mulai menjabat pada Januari 2025.

McConnell, oleh sesama anggota parlemen, dipandang sebagai ahli strategi yang terampil dalam politik dan salah satu tokoh paling kuat di Washington. Berkolaborasi dengan mantan presiden Donald Trump, McConnell memainkan peran penting dalam meloloskan rancangan undang-undang pemotongan pajak senilai 1,5 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp15.673) pada 2017 lalu.

Namun, pengaruh McConnell yang dahulu signifikan di Senat Partai Republik mulai berkurang dalam setahun terakhir sejak partai tersebut menunjukkan kedekatan yang semakin erat dengan Trump, yang memiliki ketegangan hubungan dengan pemimpin Partai Republik tersebut.

Keretakan antara Trump dan McConnell ini diperparah dengan peristiwa kerusuhan di Capitol pada 6 Januari 2021 lalu. Meskipun turut memberikan suara untuk membebaskan Trump dalam sidang pemakzulannya, McConnell menegaskan bahwa mantan presiden itu memikul tanggung jawab moral yang besar karena menghasut peristiwa pada hari itu.

Dalam indikasi terbaru dari meningkatnya kekuatan Trump dan memudarnya pengaruh McConnell, pemimpin Senat dari Partai Republik itu baru-baru ini mendorong para senator Partai Republik untuk mengesahkan kesepakatan bipartisan tentang imigrasi dan bantuan untuk Ukraina. Namun, hanya empat orang dari mereka yang mendukung usulannya tersebut.

Tags
SHARE