SHARE

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas (istimewa)

Menurut Anwar, pernyataan tersebut juga seakan menjelaskan ke publik terkait banyaknya anggota NU yang menjabat di institusi Kementerian Agama. Pernyataan ini tentu dapat menimbulkan kegaduhan.

"Tetapi ada jugalah bagusnya kehadiran dari pernyataan ini karena dengan adanya pernyataan tersebut menjadi terang benderanglah bagi kita semua warga bangsa mengapa para pejabat di Kemenag dan bahkan juga para pegawainya dari atas sampai ke bawah serta juga rektor-rektor UIN dan IAIN di seluruh Indonesia nyaris semuanya dipegang dan diisi oleh orang NU," ujar Anwar masih menguti Viva.

Pernyataan Yaqut dikaitkan dengan pernyataan Ketum PBNU Said Aqil yang menyatakan 'jabatan agama kalau tidak dipegang oleh NU maka bakal salah semua' itu pandangan yang tidak bisa diterima.

"Apalagi kalau fakta dan fenomena ini kita kaitkan dengan pernyataan Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU, yang menyatakan jabatan agama kalau tidak dipegang oleh NU maka bakal salah semua. Cara berpikir dan cara pandang seperti ini, kalau kita kaitkan dengan masalah kebangsaan dan pengelolaan negara, tentu jelas sangat naif dan tidak mencerminkan akal sehat," ujarnya.

Menurut Anwar, jika sebuah lembaga negara seperti Kementerian Agama ini diperlakukan dengan cara pandang dan tindak seperti ini, maka tentu jelas tidak bisa diterima. Apabila cara pandang tersebut tetap dipertahankan, maka Anwar meminta agar Kemenag dibubarkan saja.

"Kalau seandainya cara pandang seperti ini tetap terus dilanjutkan dan dipertahankan, serta dibela oleh pemerintah dan partai politik yang ada di negeri ini, maka saya minta Kementerian Agama lebih baik dibubarkan saja. Karena akan membuat gaduh di mana mudaratnya pasti akan jauh lebih besar dari manfaatnya," ujarnya.

Terkait pernyataan Gus Yaqut tersebut pun turut ditanggapi oleh Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Sekjen PBNU), Helmy Faishal Zaini. Pasalnya, nama NU di catut dalam pernyataan Yaqut tersebut.

“Saya mendapat pertanyaan dari banyak teman-teman media dan juga unsur masyarakat lainnya, tentang pernyataan Menteri Agama bahwa Kementerian Agama adalah hadiah dari negara untuk NU,” ujar Helmy mengutip Republika.co.id, Minggu (24/10/2021).

Karena itu, dia menegaskan bahwa Kemenag adalah hadiah negara untuk semua agama, bukan hanya untuk NU atau organisasi umat Islam lainnya.

“Kemenag hadiah negara untuk semua agama, bukan hanya untuk NU atau hanya untuk umat Islam,” ucapnya.

Menurut dia, NU tidak boleh semena-mena berkuasa atas Kementerian Agama ataupun merasa ada hak khusus.

“NU tidak  memiliki motivasi untuk menguasai ataupun memiliki semacam privelege dalam pengelolaan kekusaan dan pemerintahan, karena NU adalah jamiyyah diniyah ijtimaiyyah (organisasi keagamaan dan kemasyarakatan),” kata Helmy.

Karena itu, dia pun menilai bahwa pernyataan Menteri Agama tersebut kurang bijaksana dalam konteks membangun spirit kenegarawanan.

“Dengan segala hormat dan kerendahan hati, tentang pernyataan Pak Menteri Agama tentu itu hak beliau, meski saya pribadi dapat menyatakan bahwa komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengaku tidak paham apa maksud dan tujuan ucapan Gus Yaqut tersebut. Menurutnya, sejarah Kemenag tidak seperti yang diucapkan Gus Yaqut.

"Setahu saya, sejarah Kementerian Agama tidak seperti yang disampaikan oleh Menteri Agama," kata Abdul Mu'ti dikutip dari MNC Portal, Minggu (24/10/2021).

Ditanya pandangan sejarah Kemenag, menurut Muhammadiyah, Mu'ti enggan memberikan jawaban. "Banyak tulisan membahas itu," tuturnya.

Halaman :