SHARE

Gonjang-ganjing Pemilu yang santer ekspresikan pertentangan, praktik demokrasi pragmatis selain sangat costly biaya, tapi juga beri efek kegamangan, pangkal rusaknya mood untuk beranjak, dan terkadang sampai merenggut kebahagiaan kita.

CARAPANDANG - Mujamin Jassin (Ketua Kominfo DPP KNPI, kolumnis, pendongeng, pemerhati sosial politik)

Seusai semesta kehidupan kita kemarin kering, letih, dan melelahkan lantaran politik kasak-kusuk yang lebih kental nuansa pertarungan kekuasaan. Halaman rumah kita terkadang berdering keras oleh sorak-sorai euphoria, gunung, pohon-pohon dan surau-surau di tumpuk aksesoris kampanye. Gonjang-ganjing Pemilu yang santer ekspresikan pertentangan, praktik demokrasi pragmatis selain sangat costly biaya, tapi juga beri efek kegamangan, pangkal rusaknya mood untuk beranjak, dan terkadang sampai merenggut kebahagiaan kita.

Agar tidak akut, benar saja hanya dengan kelapangdadaan yang bisa bawa kembali suasana (psiko) kita sejuk. Berlapang dada berikan ketenangan rohani, terkendali berfungsi mengobati batin yang letih. Dan untuk diketahui pula bahwa bukan suatu yang absurd, nyatanya kelapangan dada memiliki nilai-nilai spiritual, sebab sama saja meniru sifat-sifat Tuhan yang maha lapang. Termasuk manifestasikan ramadhan kenapa penuh dengan kelembutan.

Kelapangan dada, istilah lain dari kemampuan menerima (berdamai dengan diri sendiri) dari berbagai kenyataan yang tidak menyenangkan, sangat positif dalam menuntun langkah-langkah ke masa datang. Membuat kita bisa lebih luwes, lega menambal kembali kesalingpahaman akibat bias politik yang acap kali mengekalkan sentimen kebencian.

Terutama supaya semakin membawa kelimpahan berkah rahmaniyah-rahimiyah bagi negara. Untuk itu, rakyat harus menuntut sikap kelapangan dada pihak-pihak elite, elemen-elemen pesohor, pemain-pemain utama politik, atau tokoh-tokoh nasional. Sebab terdapat dalil seorang sastrawan, bahwa akibat kegagalan dalam mengatur atau menata diri (mentradisikan sikap lapang dada) mereka akhirnya harus dibayar mahal dengan kemunduran peradaban.

Halaman :
Tags
SHARE